Porsi serta posisi di antara kita


Porsi dan posisi diantara kita - Ini kali nya saya menyempatkan diri menulis di blog ini kembali setelah sekian lama vakum dan terbengkalai.

Kali ini saya mau menulis curahan isi hati sendiri biarpun lewat gadget mini ini. Rasa gundah kecewa ini sebener nya sudah lama saya rasa, tapi selalu saya tahan dan coba menenangkan diri bahwa ini semua cobaan untuk mendewasakan.

Tapi sumpah semakin lama ditahan dan di pendam rasa gundah ini semakin menjadi, sebener nya saya kecewa dengan orang orang di sekeliling saya, karena tanpa mereka sadari perilaku mereka mentakiti perasaan ini, terlebih saya sendiri tidak bisa berbuat banyak dan berbuat apa apa.

Nggak tahu semua ini akan berakhir dan bermuara dimana, ingin rasanya meluapkan rasa kecewa dan emosi ini di ring tinju bebas, dimana memukul, menyekek serta teriak dan berdarah darah tidak dilarang dan dilerai seenaknya

Saya nggak tahu sampai kapan rasa tegar dan sabar ini bertahan, Mungkin selama Agista anak perempuan pertama kami masih membutuhkan sosok ayah buat nya.

Semua bermuara dari tempat dimana kami berteduh dari panas nya matahari dan dinginnya air hujan, semua permasalahan itu datang, setiap kami bertengakar pasti permasalahan yang datang bukan karena ada salah di saya, istri atau anak kami tapi dari orang lain di sekeliling kami

Kami sudah coba untuk berunding dan mengambil solusi untuk permasalahan itu tapi akhirnya menemui titik buntu, baik datang dari pihak istri ataupun saya sendiri

Solusi terbaik untuk setiap permasalahan kami ya cuman ada satu, yaitu keluar dari rumah itu. Karena rumah itu bukan hanya kami yang menempati tapi ada orang lain

Tapi setiap saya mengajukan solusi itu pasti berakhir pertengkaran antara kami karena istri berat meninggalkan keluarga nya dengan alasan nggak ada yang ngurus rumah dan adik adik nya.

Tapi mereka sebagai keluarga nggak pernag menujukan sikapnya sebagai bagian dari keluarga, baik tingkah lakunya ataupun perbuatan nya

Kalau saya ngotot minta keluar dari rumah permasalahan tambah berat karena saya sensiri dengan kondisi sekarang tidak mampu mengontrak apalagi membeli rumah untuk keluarga kecil ini

Saya di posisi yang sulit untuk mengambil keputusan, kalaupun bisa itu tidaklah mudah memgiyakan istri ikut bareng dengan saya

Semua ada di tangan istri saya, kalau istri saya mau dan bersedia memdengarkan omongan saya sebagai suami mungkin ini semua takan pernah terjadi

Belum lagi orang disekitar kami yang memandang sinis ke saya karena hampir waktu saya dihabiskan untuk mengasuh anak dan merintis usaha, hampir semua omongan negativ saya dengar dari mulur mereka

Saya berharap hati istri saya luluh dan mau mendengarka  omongan saya sebagai suaminya, bukan apa apa tidam menutup kemungkinan suasana rumah serta hati yang ada semakin kalut serta berantakan

Saya tidak bisa melihat kemaksiatan meraja lela dirumah, kemalasan dan semena mena menghiasi suasana keluarga karena saya tahu dosa dan takut akan azabNya.

Bersambung ...

by MasBhotol | Add comments | Write Comment

Post a Comment